Beranda | Artikel
Keutamaan Dzikir dan Bacaan Dzikir Pendek - Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 152
Senin, 29 April 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Keutamaan Dzikir dan Bacaan Dzikir Pendek – Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 152 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan RodjaTV pada Selasa, 21 Jumadal Akhirah 1440 H / 26 Februari 2019 M.

Kajian Keutamaan Dzikir dan Bacaan Dzikir Pendek – Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 152

Allah Ta’ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾

Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu kafir kepadaKu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 152)

Syaikh Utsaimin mengambil faedah dari ayat ini. Bahwa diantara faedah ayat ini:

Pertama, wajibnya berdzikir. Kenapa? Karena di sini Allah memerintahkan. Yaitu dzikir secara umum hukumnya wajib. Wajib atas setiap manusia untuk mengingat Allah. Bahkan setiap majelis yang seseorang duduk di majelis itu dimana ia tidak mengingat Allah, tidak bersholawat atas Rasulullah, kecuali akan menjadi kerugian nanti pada hari kiamat. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abu Dawud dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهِ، وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ، إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةً، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ

“Tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu majelis yang mereka tidak menyebut nama Allah padanya dan tidak pula bershalawat kepada NabiNya, kecuali bagi mereka kekurangan. Maka, jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa mereka dan jika menghendaki Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Tirmidzi)

Lihat, kata Rasulullah, suatu kaum yang duduk-duduk di majelis (majelis apa saja; majas ngobrol dan yang lainnya, majelis ngopi) yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di situ, tidak pula bershalawat untuk Rasulullah (dan kebanyakan majelis kita seperti itu terkadang). Kita duduk sama teman-teman, ngobrol ngalor-ngidul, ngobrolin tentang dunia, ngobrolin tentang poligami, ngobrolin tentang macam-macam, kosong dari dzikir, kosong dari shalawat, akhirnya apa yang terjadi? Kata Rasulullah, “Kecuali akan menjadi kerugian. Jika Allah kehendaki Allah akan adzab, jika Allah kehendaki Allah akan ampuni.”

Ini menunjukkan bahwa kita wajib berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan sampai majelis kita kosong dari dzikir. Upayakan majelis kita diwarnai dengan dzikir. Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaha illallah, Allahu Akbar. Jangan sampai majelis kita menjadi majelis yang disebutkan dalam riwayat Thabrani, majelis yang sama dengan bangkai keledai. Sebagaimana disebutkan dalam satu riwayat:

مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لَا يَذْكُرُوْنَ الله عزّ وجلّ فِيْهِ، إِلَّا قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ.

“Tidak ada suatu kaum yang berdiri dari suatu majelis di mana mereka tidak menyebut Allah c saat itu, melainkan mereka seperti berdiri dari bangkai keledai” (HR. Thabrani)

Tapi, dzikir ada yang wajib dan ada yang sunnah. Contoh dzikir yang wajib adalah shalat. Ada juga yang sunnah. Yaitu dzikir-dzikir yang sifatnya tidak wajib. Seperti memperbanyak ucapan Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha Illallah, Allahu Akbar, Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah, dzikir masuk wc, keluar wc, dzikir pakai baju, dzikir mau tidur, bangun tidur, itu hukumnya sunnah. Tapi adapun dzikir itu sendiri secara umum hukumnya wajib. Jangan sampai satu hari kita tidak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Satu hari yang kita tidak berdzikir, berarti kita telah rugi.

Kedua, Siapa yang mengingat Allah, maka Allah akan ingat dia. Allah mengatakan, “Ingatlah Aku, niscaya Aku akan ingat kamu.” MaasyaAllah. Kata beliau bahwa Allah mengingat kamu, itu lebih agung daripada kita mengingat Allah. Dimana ingatnya Allah kepada kita itu tentu menyebabkan kita mendapatkan taufik, dapat hidayah, dapat inayah, dapat berbagai macam pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, MaasyaAllah.

Karena itulah ternyata amal yang bisa menyebabkan Allah ingat kita adalah dzikir. Kita ingin supaya Allah ingat kita. Maka caranya kita ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi juga Allah Ta’ala berfirman:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ

“Aku sesuai persangkaan hambaKu. Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan dzikir itu bisa dengan hati, dengan lisan dan anggota badan. Adapun dzikir dengan hati, maksudnya adalah dengan cara memikirkan ayat-ayat Allah, berusaha untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an, memahami hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Pekerjaan memahami adalah pekerjaan hati. Ayat per ayat kita baca, kita pahami maknanya, kita tadabburi betul, hadits-haditsnya kita baca, kita pahami, kita lihat bagaimana pendapat-pendapat para ulama. Makanya menuntut ilmu termasuk dzikir hati. Dan dzikir hati ini adalah dzikir yang paling agung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab kalau lisan berdzikir tapi hati tidak berdzikir, percuma. Tidak ada nilainya.

Maka kata beliau, dzikir hati itu caranya dengan memikirkan ayat-ayat Allah, mencintai Allah, mengagungkan Allah, kembali kepada Allah, takut kepada Allah, tawakal kepada Allah dan amalan-amalan hati yang lainnya. Itu namanya dzikir dengan hati kita.

Bacaan Dzikir Pendek

Dzikir dengan lisan yaitu dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir. Seperti Subhanallah walhamdulillah, Laa Ilaaha Illallah, Allahu Akbar, Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah, Subhanallah wabihamdih, Subhanallahil Adzim. Dan ini juga pahalanya besar, maasyaAllah. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ : سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ . لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ

“Ucapan yang paling dicintai Allah ada 4: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak masalah membacanya mau dimulai dari mana.” (HR. Muslim)

Rasul juga bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun dzikir dengan anggota badan, contohnya seperti shalat, ruku’, sujud, berjihad, berzakat, berhaji, berumroh, itu semua dzikir.

Maka upayakan semuanya untuk berdzikir. Hati kita dzikir, lisan kita dzikir, anggota badan kita juga berdzikir. Tentunya yang paling utama adalah menuntut ilmu, mentadabburi Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Itu seutama-utamanya dzikir.

Keutamaan Dzikir

Ketiga, ayat ini menunjukkan keistimewaan dzikir. Karena dengan cara kita berdzikir kepada Allah, Allah ingat kepada kita. Ibnul Qayyim menyebutkan banyak sekali faedah dzikir. Disebutkan sebagiannya oleh Syaikh ‘Abdurrazzaq diantaranya:

  • Benteng hati dari was-was setan. orang yang selalu dzikir, setan susah menggangu dia. Makanya Ibnu Abbas mengatakan bahwa setan itu selalu nongkrongin hati anak Adam. Kalau ia berdzikir kepada Allah, dia ketakutan. Tapi kalau dia lalai, setan akan memberikan was-was. Makanya setan berupaya sekuat tenaga bagaimana caranya supaya kita tidak berdzikir.

Simak pada menit ke-14:25

Download MP3 Kajian Keutamaan Dzikir dan Bacaan Dzikir Pendek – Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 152


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47077-keutamaan-dzikir-dan-bacaan-dzikir-pendek-tafsir-surat-al-baqarah-ayat-152/